Jakarta, hari kerja, pagi hari, hujan, perlu dijelaskan apa yang dimaksud dengan semua itu? Itu adalah resep rahasia kemacetan yang lebih sempurna dari biasanya, lalu seperti apa rasanya? Menghela napas lebih cocok untuk menggambarkan rasanya. Mau tau apa yang lebih membuat tercengang? Saat kendaraan yang kunaiki berbelok sedikit untuk mengambil jalan pintas, suasana jalan yang dipenuhi hiruk pikuk dan membuat pusing tiba-tiba berganti sangat menenangkan, penuh kesejukan dari pepohonan rindang disisi kanan kirinya, seperti kendaraan yang kunaiki melompat ke kota yang berbeda, tak ada kebisingan disini, semua orang beraktivitas dengan sangat tenang tanpa tergesa-gesa. Dari segala pemandangan yang kulihat, ini adalah favorit ku, disalah satu sudut jalan itu tiga orang kakek dengan muka yang amat serius duduk mengelilingi meja kecil dibalik dinding sekolahan yang hanya memperdengarkan riuh samar-samar kegiatan belajar mengajar, dua orang kakek diantaranya duduk berhadapan sambil melipat tangannya, satu orang lagi duduk ditengah, terlihat lebih serius dari yang lainnya, salah satu tangannya menopang dagunya, matanya seolah terparti tak berkedip, ia bukan seorang juri, kurasa ia sedang mengamati jalan pikiran lawan-lawannya. Ahh...kuakui kegiatan yang mereka lakukan memang sungguh berat dan melelahkan, perlu konsentrasi penuh apalagi jika hanya tersisa sang ratu yang berdiri tanpa benteng pertahanan dan kuda-kuda petarung.
Komentar
Posting Komentar